Oculus Rift dan Morpheus

Oleh :
Luqman Adibiarso (140810120020)
Billal Hadian (140810120026)

Virtual reality sekali lagi menjadi topic hangat dikalangan gamer. Pada awalnya dikembangkan diakhir 80an sampai 90an,  saat ini berkembang menjadi potensi yang bisa membawa pengalaman bermain ke level selanjutnya Dua nama yang saat ini menjadi sorotan media adalah Oculus Rift milik Oculus, yang mengawali pengembangan mereka dari kesuksesannya di Kickstarter (sebuah situs penggalangan dana)dan menjadi sangat popular di kalangan developer, dan Project Morpheus milik sony yang diumumkan Maret lalu pada event Game Developers Conference

1

Oculus Rift dan Morpheus adalah alat input dan output yang digunakan untuk bermain game  yang sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Alat output device tersebut adalah 2 layar kecil beresolusi tinggi yang dipasangkan tepat didepan kedua mata dalam bentuk kacamata.

dan device tersebut dapat menjadi input karena memiliki sensor gyroscope, accelerometer, dan magnetometer.

Comfort 2 Saat Oculus diperkenalkan pada situs Kickstarter, design yang dicetuskan masih terkesan mentah. Sejak saat itu tentu Oculus Rift sudah mengalami berbagai penyempurnaan design yang user friendly. “Headset” ini dikatkan ke kepala user menggunakan penahan yang lembut, ujung depan yang bundar atau persegi, dan eyepiece yang diklaim tidak akan menyebabkan kelelahan untuk pemakaian dalam waktu lama. Dengan berat yang tidak terlalu besar, sehingga tidak menyebabkan kelelahan pada leher 3 Sedangkan project Morpheus merupakan kombinasi antara kacamata 3D dengan helm untuk bersepeda. Helm akan membantu menahan device sehingga meringankan beban pada otot leher. Dengan design Morpheus yang lebih rapih dan stylish, membuat Oculus Rift terlihat hanya seperti  “kotak hitam pendukung utility yang diikat ke kepala” – pcmag.com

Experience 4 System 3D pada Morpheus memberikan kesan limitless, bahkan saat berada di lingkungan tertutup, seperti menembakkan anak panah dalam ruangan. Sebuah PlayStation Camera memonitor dimana posisi device berada, sementara accelerometer dan gyroscope memetakan orientasi/kemiringan kepala user. Teknologi motion-tracking seperti ini serupa dengan PlayStation Move yang lebih dulu dipasarkan Sony. Untuk audio, pihak SCE (Sony Computer Entertainment) menjanjikan tidak hanya audio surround yang mendukung output dari kiri, kanan depan, dan belakang user, Project Morpheus juga akan bisa mengeluarkan output audio dari atas dan bawah kepala user. 5 6 Teknologi Oculus pun tidak bisa diremehkan, meski belum mendukung audion, tim pengembang Oculus VR melakukan pekerjaan yang hebat dengan mmbuat virtual reality terasa sangat pas dengan device mereka. Reaksi terhadap pergerakan kepala sangat presisi, bahkan pada saat melihat kebelakang. Dalam beberapa game seperti Mirror’s Edge, kemampuan Oculus untuk mensimulasikan virtual space expansion, bahkan bahkan getaran tanah (ground impact) akan membuat kagum

Demo Oculus Rift

Demo Morpheus

Sumber : http://www.primagames.com

Leave a comment